MATERI KELAS X SENI BUDAYA BAB 6 GERAK TARI

 A. Bentuk Gerak Tari

Bentuk (form) sehubungan penataan dengan komposisi tari, menurut Autard merupakan proses penataan atau pembentukan sebuah komposisi tari menghasilkan bentuk keseluruhan. Kata bentuk atau form digunakan pada bentuk seni manapun untuk menjelaskan sistem yang dilalui oleh setiap proses pekerjaan karya seni tersebut. Ide ataupun emosi yang dikomunikasikan sang penciptanya tercakup di dalam bentuk tersebut. Bentuk merupakan aspek yang secara estetis dievaluasi oleh penonton di mana penonton pada umumnya tidak melihat setiap elemen karya seni yang ditampilkan tetapi memperoleh kesan secara keseluruhan dari karya tersebut.

John Martin menyatakan bahwa bentuk dapat didefinisikan sebagai hasil dari penyatuan berbagai elemen tari, yang dipersatukan secara kolektif sebagai kekuatan estetis, yang tanpa proses penyatuan ini bentuk tersebut tidak akan terwujud. Keseluruhan atau kesatuan bentuk itu, menjadi lebih bermakna dari pada beberapa bagiannya yang terpisah. Proses menyatukan, untuk memperoleh bentuk itu, dinamakan komposisi.

Berdasarkan dari pengertian bentuk pada tari maka dapat disimpulkan 

bentuk tari berdasarkan geraknya, yaitu.

a. Tari representasional adalah tari yang menggambarkan sesuatu dengan jelas (wantah), seperti tari tani yang menggambarkan seorang petani, tari nelayan yang menggambarkan nelayan dan tari Bondan yang menggambarkan kasih sayang ibu kepada anaknya. 

b. Tari non representasional yaitu tari yang melukiskan sesuatu secara simbolis, biasanya menggunakan gerak-ge rak maknawi. Contohnya tari Topeng Klana, tari Srimpi, tari Bedaya.


B. Jenis Gerak Tari

Gerak tari yang indah berasal dari proses pengolahan yang telah mengalami stilasi (digayakan) dan distorsi (pengubahan) dan lahirlah dua jenis gerak yaitu 

a. gerak murni atau disebut gerak wantah adalah gerak yang disusun dengan tujuan untuk mendapatkan bentuk artistik (keindahan) dan tidak mempunyai maksud-maksud tertentu.

b. Gerak maknawi (gesture) atau gerak tidak wantah adalah gerak yang yang mengandung arti atau maksud tertentu dan telah distilasi. Misalnya gerak ulap-ulap (dalam tari Jawa) merupakan stilasi dari orang yang sedang melihat sesuatu yang jauh letaknya.

C. Nilai Estetis Gerak Tari

Nilai estetika pada tari tidak hanya dilihat secara keseluruhan tetapi juga dapat dilihat pada geraknya. Nilai estetika pada tari dapat diperoleh melalui penglihatan atau visual dan pendengaran atau auditif. Nilai estetika secara visual berdasarkan dari gerak yang dilakukan sedangkan secara auditif berdasarkan iringan tarinya. Nilai estetika bersifat subjektif. Gerak bagi orang tertentu mungkin memiliki nilai estetika baik tetapi bagi orang lain mungkin kurang baik. Penilaian ini tidak berarti tari yang ditampilkan baik atau kurang baik. Gerak pada tari merak misalnya, merupakan ungkapan keindahan dari gerak gerik kehidupan burung merak keindahan tersebut dituangkan dari gerak satu ke gerak lain sehingga menjadi satu kesatuan utuh. Demikian juga tari yang berkembang di daerah Dayak terinspirasi dari keindahan burung Enggang. Kepak sayap Enggang diwujudkan dalam bentuk gerakan yang gemulai tetapi cekatan dan tangkas.Nilai estetika dapat pula dikatakan sebagai persepsi dan impresi. Persepsi adalah tahap di mana sensasi itu telah berkesan. Persepsi menggerakkan proses asosiasi-asosiasi dan mekanisme lain seperti komparasi (perbandingan), diferensiasi (pembedaan), analogi (persamaan), sintesis (penyimpulan). Kesemuanya menghasilkan pengertian yang lebih luas dan mendalam dan menjadi sebuah keyakinan yang disebut impresi. Jadi impresi merupakan kesan pertama terhadap gerak yang dilihat dan persepsi merupakan interpretasi terhadap gerak tersebut. Pada nilai estetika impresi dan persepsi merupakan dua sisi yang saling melengkapi.

Nilai estetika juga dipengaruhi oleh emosi penikmat tari. Emosi merupakan perasaan yang perlu digugah dan harus ada untuk dapat menikmati kesenian dan keindahan, serta merupakan perasaan (misalnya: sedih, senang, dan lain-lain) yang dapat dikendalikan. Tanpa adanya emosi tidak mungkin ada kenikmatan seni. Keindahan yang ada dalam kesenian dan keindahan alam bisa dinikmati hanya oleh manusia yang bisa beremosi yaitu yang perasaannya bisa digugah. Emosi daapt terjadi antara penari dengan penikmat ketika gerak sebagai Bahasa komunikasi nonverbal dapat menghadirkan makna sesuai yang ingin disampaikan. Pada dramatari misalnya, ungkapan emosi dapat disampaikan secara nonverbal melalui desain dramatik atau nyanyian sebagai dialog.


Komentar