KELAS X BAB 5 Gerak Dasar Tari

Gerak  adalah materi dasar dari tari dan pada hakikatnya setiap manusia dapat bergerak, sehingga dapat menari. Tari  tidak menggunakan sarana lain kecuali tubuh manusia itu sendiri yang menghasilkan gerak. Namun untuk dapat menari dengan baik perlu dibangun pengetahuan dan rasa kinestetis (kinesthetic sense) pada tubuh dan bagian-bagiannya. Kinesthesis menyadarkan penari akan tubuhnya (body awareness), kesadaran tubuh yaitu suatu kemampuan untuk memahami dan mengendalikan tubuh dan seluruh  bagian tubuhnya. Sehubungan dengan kesadaran akan tubuh (body awareness) tersebut.

A.  Konsep Gerak Tari

Setiap tarian memiliki ciri khas atau keunikan geraknya masing-masing. Sehingga gerak tari tidak hanya terpaku pada gerak tari baku melainkan gerak tari dapat dikembangkan menjadi gerak tari kreasi.  Tari Betawi dikelompokkan menjadi dua jenis tari yaitu bentuk tari Topeng dan tari Cokek. Ragam gerak dasar pada tari Betawi terdiri dari Gibang, selancar, rapat nindak, kewer, pakblang, goyang plastik dan gonjingan. Dari ragam gerak dasar tersebut dapat dikembangkan lagi menjadi gerak yang lebih ritmis dengan ruang gerak yang lebih luas.  Tari merupakan bagian dari kehidupan masyakat Bali, hampir semua rutinitas upacara keagaman maupun upacara adat didalamnya terdapat unsur tari. Ragam gerak dasar tari bali terdiri dari ngumbang, agem, angsel, piles dan ngeseh. Gerakkan tari bali yang sangat dimanis dengan ciri khas geraknya ditambah dengan gerakan mata (nyeledet).

Seorang penari yang menari di atas Gendang menjadi ciri khas dari tari Pa’gellu dari Toraja (Sulawesi Selatan). Ragam gerak dasar tari Pa’gellu dari yaitu gerak Pa’gellu, Pa’tabe, Pa’gellu Tua, Pang’rapa Pentalun, Panggirik Tangtaru, Pa’tutu. Tari pa’gellu di pertunjukkan di setiap upacara/ritual syukuran atau “Rambu Tuka” dikalangan suku Toraja dengan dirinngi intrumen gendang. Setiap gerakangerakannya dalam pa’gellu adalah simbol keseharian masyarakat Toraja yang memiliki nilai filosofi yang dianut dalam aturan dan adat leluhur mereka.  Gerak pada tarian daerah Jawa biasanya tertuju pada gerak yang bertumbuh dan berkembang di keraton atau istana. Gerak-gerak yang berkembang di keraton memiliki aturan-aturan tersendiri dalam melakukannya. Setiap gerak memiliki makna dan filosofi tersendiri. Gerak dasar pada tari Jawa tendapat srisig, sabetan, hoyog, lumaksana, kengser, seblak sampur, ulap-ulap. Geraknya yang lembut menjadi ciri khas gerak tari Jawa.  

Di dalam gerak terkandung tenaga / energi yang mencakup ruang dan waktu. Artinya gejala yang menimbulkan gerak adalah tenaga dan bergerak berarti memerluang ruang dan membutuhkan waktu ketika proses gerak berlangsung. Rudolf Von Laban membagi aspek gerak menjadi beberapa bagian yaitu gerak bagian kepala, kaki, tangan dan badan ( the Body ), jarak. Rentangan atau tingkatan gerak (space) dan gerak yang kuat, lemah, elastis, penekanan ( dynamich ). Oleh karena itu timbulnya gerak tari tberasal dari hasil proses pengolahan yang telah mengalami stilasi (digayakan) dan distorsi (pengubahan), yang kemudian melahirkan dua jenis gerak yaitu gerak murni dan gerak maknawi.

Berikut ini merupakan beberapa gerak murni yang terdapat pada tari tradisi.
 a. Pada gerak dasar kaki
1. Adeg-adeg (Jawa) adalah kesiapan sikap dasar kaki pada saat mulai menari 
2. Wedhi kengser (Jawa) dan seser (sunda) adalah gerak menggeser telapak kaki ke samping kanan dan kiri 
3. Trecet adalah gerakan bergeser ke samping  (kiri atau kanan) dengan kaki jinjit dan lutut di tekuk
4. Trisig (Jawa) adalah gerakan berpindah tempat, maju mundur dan berputar dengan berlari kecil, jinjit dan tubuh agak merendah. 


b. Pada gerak dasar tari bagian tangan dan lengan terdapat gerakan       ngiting, nyampurit (Sunda), nyempurit (Jawa), ngrayung, pa’blang dan kewer (Betawi ), capang (Sunda) dan gerak ukel. 


c. Pada gerak dasar tari bagian kepala 
1. Gilek adalah kepala membuat lengkungan ke bawah, kiri dan kanan
2. Galieur adalah gerak halus pada kepala yang dimulai dari menarik dagu, kemudian ditarik dengan leher kembali ke arah tengah  
3. Pacak gulu dan jiling adalah gerak kepala ke kiri dan ke kanan secara cepat 

B. Teknik dan Prosedur Gerak Tari

Gerak merupakan salah satu keunikan pada tari. Keunikan dapat berdasarkan dari daerah mana tarian tersebut berasal. Untuk dapat melakukan gerak diperlukan teknik dan prosedur yang berbeda. Teknik berhubungan dengan cara melakukan gerak sedangkan prosedur berhubungan dengan tahapan-tahapannya. Gerak berjalan misalnya, ada yang dilakukan dengan teknik jinjit. Prosedur untuk melakukan gerak berjalan dengan jinjit misalnya dimulai dengan badan tertumpu pada tumit dan melangkah setahap demi setahap. 

Melakukan gerak pada tari terdiri dari gerak kepala, gerak tangan, gerak badan dan gerak kaki 
1. Gerakan Badan Gerakan badan pada tari, diantaranya sebagai berikut.
 Hoyog, yaitu gerakan badan dicondongkan ke samping kanan atau kiri. Engkyek, yaitu gerakan badan dicondongkan ke kiri atau ke kanan, dengan sikap tangan lurus ke samping. Polatan, yaitu gerakan arah pandangan. Oklak, yaitu menggerakkan pundak ke depan dan belakang. Entrag, yaitu menghentakkan badan ke bawah berkali-kali, seolah-olah badan mengeper.
2. GERAK KEPALA dalam tari Jawa Barat yaitu galeong, gelieur dan gelengan kepala tengok kanan dan kiri.
3. Gerakan Kaki Debeg, yaitu menghentakkan ujung telapak kaki. Gejuk yaitu menghentakan kaki kebelakang dengan jinjit. Kengser, yaitu bergerak ke kiri atau ke kanan dengan menggerakkan kedua telapak kaki. Srisig, yaitu lari kecil dengan berjinjit. Trecet, yaitu telapak kaki jinjit bergerak ke kiri dan ke kanan. Tunjak tancep, yaitu sikap berdiri diam.
4. Gerakan Tangan yaitu lenggang yaitu menggerakkan kedua tangan dengan arah yang berlawanan, pakblang yaitu meluruskan kedua tangan keatas dengan tepak tangan mengarah keatas dan kebawah, ngerayung yaitu gerak telapak tangan membuka dan ibu jari di tekuk ke telapak tangan.
 
C. Rangkuman

 Setiap etnis di Indonesia memiliki gerak dasar tari berbeda. Salah satu factor yang mempengaruhi perbedaan gerak adalah factor sosial. Hal ini terjadi karena tari merupakan bagian dari kehidupan masyarakat 
pendukungnya. Gerak dasar tari Minang misalnya lebih banyak diambil dari ragam gerak pencak silat. Demikian juga jika diperhatikan beberapa ragam gerak daerah Banyuwangi memiliki kemiripan dengan ragam gerak Banyumasan. Gerak tari dapat dilakukan secara baik dan benar jika teknik dan prosedur sesuai dengan ketentuan yang berlaku dari mana gerak tari itu berasal. Gerak pada tari tradisi sering memiliki standar atau aturan baku yang harus dilakukan. Gerak agem pada tari Bali memiliki teknik dan prosedur baku sehingga kesalahan sedikit akan terlihat dengan jelas. Seorang penari dapat melakukan teknik dan prosedur gerak tari tradisi dengan baik jika dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan. Penari-penari tradisi melakukan satu jenis tari berulang dan semakin dilakukan semakin terlihat kemampuan keterampilan melakukan gerak semakin meningkat.  Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa teknik dan prosedur setiap gerak dilakukan berbeda-beda.

D.  Refleksi

 Kegiatan gerak dasar  merupakan kegiatan yang mengarah pada penciptaan karya tari. Seseorang dapat menciptakan karya tari bila dalam dirinya memiliki kemauan dan kemampuan. Tuhan menciptakan manusia berbeda-beda, kemampuan seseorang tergantung kepada kemauan dari orang itu sendiri. Jika kita mau berusaha pasti akan diberikan jalan untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Bersikap jujur, disiplin dan tangggung jawab dengan hasil karya yang telah di ciptakan akan membuahkan hasil yang memuaskan. Menghargai karya seni orang lain dengan memberikan apresiasi positif dan memberikan penghargaan terhadap gerak dasar  yang dihasilkannya. 

Komentar